Airlines

Apa itu Open Jaw dan Stopover?

  • Published on

Salah satu rahasia melakukan traveling dengan biaya murah dan efisien adalah dengan membeli tiket Open Jaw dan Stopover. Tidak banyak orang yang tahu atau memanfaatkan ini, juga tidak ada iklan macam-macam tentang ini, tapi sebenarnya ada. Mari kita simak.

Open Jaw

Sebagai ilustrasi yang simple dulu, bayangkan jika ada orang dari Medan ingin melakukan Tour de Java, ia akan mengunjungi beberapa kota mulai dari Jakarta, lalu dengan kereta/bus ke Semarang, Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, dan Surabaya. Jika dia beli tiket pesawat maka rutenya tentu bukan Medan-Jakarta pp; tidak efisien karena harus ada retrace dari Surabaya ke Jakarta baru bisa naik pesawat kembali ke Medan. Jadi efisiennya (uang dan waktu) ia beli tiket pesawat Medan-Jakarta satu arah, lalu Surabaya-Medan satu arah.

Nah, di Indonesia kita bisa beli tiket one-way seperti ini dengan harga kompetitif (termasuk Garuda), tapi maskapai full-service di luar negeri tidak bakal bisa. Coba Anda beli tiket SQ Jakarta-Singapore one way, apakah harganya setengah dari tiket pp? Tentu tidak.

Open Jaw dalam airlines berarti dalam tiket pp di mana kota tujuan dan kota kembali tidak sama. Jadi kode booking (PNR) akan sama, airlines-nya sama, tetapi pergi dan pulang tidak dari bandara yang sama. Keistimewaannya adalah harga tiketnya bisa jadi sama atau beda sedikit dibanding kita beli tiket pulang-pergi ke kota yang sama.

Open Jaw ditawarkan oleh maskapai full service, terutama yang punya jaringan terbang banyak (lupakan Garuda), sangat bermanfaat jika kita mau wisata ke Eropa, China, Amerika, dan Jepang.

Jadi contohnya adalah kita bisa beli tiket Jakarta-Paris, pulangnya Amsterdam-Jakarta. Atau Jakarta-New York, pulang Washington DC-Jakarta, atau Jakarta-Tokyo//Osaka-Jakarta. Open Jaw itu hanya berlaku utk region yang sama yah, jadi gak mungkin beli tiket Jakarta-Roma, pulangnya Beijing-Jakarta... ini akan kena harga rampok hehehe.

Nah sekarang tahu dari mana airlines-nya memperbolehkan open-jaw? Paling gampang adalah tanya travel agent (jika dekat rumah), tapi jaman online gini kita bisa riset sendiri. Kita bisa tahu open-jaw atau bukan dengan melakukan perbandingan tiket pp ke kota yang sama versus kota beda, jika harganya sama (atau beda dikit) berarti itu open jaw.

Pilih opsi multi-stop booking

Cara ceknya yah masukkan destinasi Anda, misalkan di website Lufthansa pilih round trip: Jakarta-Zurich pp misalkan keluar harga tiket Rp 10 juta. Lalu coba kembali ke menu utama, ada pilihan "Search with more options", pilih Multi Stop Flight (di website airlines lain mungkin tulisannya Multi-City), lalu masukkan Jakarta-Zurich, Barcelona-Jakarta. Keluar harga misalkan 11 juta sekian, berarti itu lah tiket open jaw. Tapi lucunya Jakarta-Munich//Paris-Jakarta tidak dianggap open jaw, keluar harga 80 jutaan!

Side note: beda 1 juta itu untuk open-jaw Eropa harus dianggap hemat ya, karena jika Anda beli tiket pesawat/kereta lagi dari Barcelona kembali ke Zurich bisa jadi lebih dari itu.

Jadi Anda harus coba-coba karena tidak semua kota bisa seperti ini. Anda harus memahami network airlines yang dicari. Jika di Lufthansa bukan open-jaw, mungkin di Emirates dianggap open jaw. Jadi lakukan riset ini, demi rute yang efisien dan hemat biaya karena Anda tidak perlu kembali ke kota asal lagi.

Airlines yang bisa Open Jaw

Untuk tujuan Eropa, maskapai berikut support open-jaw (sudah saya coba):

  • Emirates, Qatar, Etihad
  • Turkish Airlines
  • KLM/Air France
  • Lufthansa/SWISS Air
  • Cathay Pacific, Singapore Airlines, Malaysia Airlines.
  • China Eastern Airlines, China Southern Airlines, Xiamen Airlines.

Jika ada airlines yang tidak ada di list atas, Anda bisa coba juga kok. Kalau saya hanya pilih itu maskapai itu-itu aja untuk ke Eropa.

Untuk tujuan Jepang, pilihan kota agak terbatas, paling hanya bisa kota besar seperti Tokyo, Osaka, Fukuoka, dan Sapporo (ini belum tentu open jaw). Anda bisa coba dengan Cathay Pacific, ANA, JAL, dan EVA Air.

Sedangkan untuk tujuan China, kita bisa open jaw antara Beijing, Shanghai, Nanjing, Hangzhou. Sedangkan jika ke Hongkong bisa pulang lewat Shenzhen atau Guangzhou. Airlines yang bisa setahu saya cuma Cathay Pacific (+Dragon Air) dan China Eastern (start nya harus dari Singapore).

Stopover

Nah tinggal stopover yang belum kita bahas. Ingat bahwa tiap airlines ada kota hub-nya. Ibaratnya kota pusat pertukaran pesawat dan pusat operasional si maskapai. SQ yah di Singapura, Emirates yah di Dubai, Cathay Pacific (CX) yah di Hong Kong.

Jadi jika kita naik pesawat CX Jakarta ke Milan, rute terbangnya adalah Jakarta-Hong Kong, lalu Hong Kong-Milan. Biasanya proses ini kita sebut sebagai transit di Hongkong.

Jika kurang dari 24 jam berhenti di hub kita sebut sebagai transit (atau layover), maka lebih dari 24 jam kita sebut sebagai stopover. Stopover ini biasanya adalah atas kemauan penumpang, sedangkan transit adalah atas alasan teknikal (yaitu harus tukar pesawat). Jadi misalkan kita ingin wisata di Hong Kong saat rute pulang dari Milan-Jakarta dengan CX.

Rata-rata stopover diperbolehkan hanya bisa maksimal 72 jam. Lebih dari itu akan keluar harga tiket luar biasa mahal.

Lagi-lagi tidak ada panduan airlines mana yang bisa stopover. Tapi pasti stopover hanya bisa dilakukan di kota hub. Jadi CX yah Hong Kong, Turkish yah stopover di Istanbul, China Eastern di Shanghai, dsb. Stopover bisa jadi gratis, bisa juga dikenakan sedikit biaya.

Bagaimana cara mendapatkan stopover ini? Kali ini saya ilustrasi dengan Cathay Pacific (CX).

Cara Booking Stopover

Pilih opsi Multi City/Stopover dari menu utama, lalu masukkan rute penerbangan: Jakarta-Amsterdam, pulangnya Paris-Hong Kong, lalu Hong Kong-Jakarta pada hari yang berbeda. Jadi saya sekaligus mencoba open jaw dan stopover.

Europe Open Jaw and Stopover

Keluar harga 14 jutaan, which is not bad* untuk CX dan memang lagi asal coba saja tanpa ada promo tiket murah. Perhatikan saya punya stopover sekitar 2 hari di Hong Kong.

America Open Jaw and Stopover

Contoh lain jika saya coba open-jaw Los Angeles dan San Fransisco, sekaligus stopover di Hong Kong. Dapat tiket harga tidak beda jauh dibanding Jakarta-LAX pp.

Summary

Jadi sekarang Anda sudah mengenal Open Jaw dan Stopover, tinggal dipraktekkan pada next trip, setelah tahu rahasia ini pasti tidak mau beli tiket pulang pergi normal lagi.

Happy Travelling!

Komentar

Artikel Terbaru Lainnya

Baca juga artikel dan tips wisata terbaru.

Tentang Javamilk

Cari artikel lama? Ada di Archives