Travel

Ayo Wisata ke Toraja

  • Published on

Mengunjungi Makassar dan Toraja dari dulu sudah menjadi salah satu checklist yang ingin saya lakukan, tapi sayangnya selalu akhirnya malah wisata ke negeri jiran, lantaran tiket ke Singapura atau Kuala Lumpur lebih murah dibanding tiket pesawat ke Makassar (sadly true). Yup, tiket pesawat pergi pulang Jakarta-Makassar (Ujung Pandang) hampir 1.5 juta, versus Jakarta-KL/SIN yang hanya 1jt. Nah, kesempatan saya tiba pas mendapat tiket gratis dari Citilink rute domestik, yah saya pilih tujuan Makassar.

Mau lihat apa di Toraja nanti? Ya minimal dapat foto ini lah...

Lumbung padi

Transportasi ke Toraja

Untuk menuju Toraja dari Makssar, kita harus menggunakan bus atau mobil dengan perjalanan 8-10 jam. Saya pilih pakai bus saja mengingat kalau pakai mobil sewaan dari Makassar biayanya cukup berasa. Juga naik bus lebih nyaman kursinya, kalau pegel tinggal berdiri (ternyata tidak dilakukan saking nyamannya).

Ada banyak PO Bus yang bisa kita pilih untuk rute Makassar-Toraja ini, yang cukup ternama adalah Bintang Prima, Primadona, dan Litha. Bagi kita yang tidak tinggal di Sulawesi, cukup telepon kantor perwakilan untuk booking. Setiap hari pasti ada keberangkatan, pagi (jam 9/10) dan malam (jam 21.00), tinggal pilih jadwalnya enak yang mana.

Bus Primadona Jl. Perintis Kemerdekaan Blok B no 8, Makassar, telp : 0411-477-2290 Jl. Pelita no 12, Makale, Tana Toraja (Telp : 0423-26202) Jl. Diponegoro, Rantepao, Toraja Utara (Telp : 0423-21093).

Bus Bintang Prima Jl. Perintis Kemerdekaan KM 12, Makassar, telp : 0411-4772888. Jl. Ichwan no 108, Makale, Tana Toraja (Telp : 0423-22797) Jl. A. Ahmad Yani no 100, Rantepao, Toraja Utara (Telp : 0423-326866).

Kasus saya karena tiba di Bandara Hasanuddin (UPG) jam 9.30 pagi dan ingin langsung ke Toraja, maka saya ambil jadwal bus pagi. Saya telepon Bus Primadona, booking 2 seat, dan minta jemput langsung dari airport (ada biaya tambahan), nanti diantar ke perwakilan bus di Maros, di mana bus menunggu penumpang.

Bus jadwal pagi harganya Rp 130,000, lebih murah dibanding jadwal malam (bisa pilih 150rb, 180rb, 200rb, dan 250rb). Yang membedakan adalah jenis bus (Mercy Air Suspension yg lebih murah vs bus Scania yg lebih baru, juga konfigurasi kursi 2-2 atau 2-1). Bus yang 130rb ini saja sudah super nyaman dengan kursi super empuk yg gak bakal dapat di bus Jawa.

Hampir jam 10 pagi saya tiba di perwakilan di Maros dan bus sudah menunggu (agak gak enak ditungguin, tapi ternyata sudah biasa kata sopir). Setelah bayar-bayar dan urusan toilet (di bus tidak ada) maka mulailah perjalanan bus menuju Toraja.

Bagian pertama adalah jalan cenderung lurus ala pantura hingga Parepare. Di sini akan istirahat makan siang. Restorannya mempunyai pemandangan laut yang cukup indah. Makannya cukup basic lah, tinggal pilih mau makan ayam atau ikan bakar. Part berikutnya baru jalan yang mulai berkelok-kelok menyusuri perbukitan hingga sore hari. Total perjalanan saya dari Maros hingga tiba adalah 9 jam termasuk waktu istirahat.

Makale dan Rantepao

Yang namanya Toraja itu sebenarnya sebuah wilayah yang cukup luas. Untuk jadi base-stay, kita bisa pilih tinggal di Makale (Ibukota Toraja) atau di Rantepao (ibukota Toraja Utara). Walaupun namanya kota, sebenarnya tidak terlalu besar, hanya beberapa baris main street saja. Nah, yang saya baca Rantapao lebih populer bagi turis maka saya pilih menginap di kota ini, tepatnya di Luta Resort Hotel.

Karena kota cukup kecil, maka bus bisa drop kita di depan hotel. Tinggal sebutkan destinasi ke sopir. Kota Makale akan kita jumpai pertama, dengan landmarknya berupa bundaran besar dengan patung besar di tengah kolam. Sayang hari sudah malam jadi saya tidak bisa ambil foto dengan baik. Hampir sejam berikutnya baru tiba di Rantepao.

Urusan checkin beres di hotel Luta yang tidak terlalu ramai hari itu (awal Juni), taruh tas, lalu kita coba keluar cari makan. Putar sana-sini sepertinya istilah kuliner belum cukup bergema di sini, masih basic lah makanannya.

Tempat Wisata di Toraja

Esok paginya mulailah kita mengunjungi tempat wisata di Toraja dengan mobil sewaan. Tarif sewa seharga 450rb all in dengan sopir. Basically wisata keliling Toraja bisa dihabiskan dalam 1 hari, kalau mau komplit bisa 2 hari. Waktu saya cuma sehari karena malamnya langsung naik bus malam balik ke Makassar lagi.

Naik mobil keliling Toraja rasanya menyenangkan, karena rata-rata daerahnya masih berupa sawah dan dekat bukit dengan udara bersih dan sejuk. Hamparan sawah hijau (atau kuning tergantung masa tanam) sangat enak buat objek foto-foto.

Cuci mata di sawah

Lemo

Tempat pertama yang kita datangi, tidak jauh dari kota Rantepao arah Makale adalah Lemo. Karena baru jam 9 pagi belum ada turis, kayaknya kita yang pertama di hari itu. Sebuah tebing bukit batu dengan lubang buatan manusia sebagai tempat menyimpan peti mati manusia. Juga ada beberapa jejeran patung.

Jangan kira ke sini akan muncul rasan takut atau ngeri, bagi saya dan istri sih biasa-biasa saja. Dan sepertinya rata-rata orang yang datang saya lihat juga biasa saja.

Lemo

Lemo - lihat lebih dekat

Makin tinggi tempat penyimpanan, itu kapling semakin mahal. Jadi perlu lihat status orang yang meninggal juga, apakah bangsawan atau keluarga biasa.

Kambira Baby Grave

Nah, yang ini baru ada sedikit suasana mistis, lantaran berupa hutan bambu yang padat sehingga agak gelap walaupun hari terang. Bayi yang unfortunately meninggal, dikuburkan di dalam batang pohon.

Perhatikan ada bagian kulit pohon yang sudah 'tertutup'

Kambira Baby Grave

Gua Londa

Setelah lihat yang dipasang di tebing, ada juga yang di dalam gua. Menyusuri jalan yang cukup berbatu, membelah sawah, kita menuju objek wisata Londa. Di sini peti dipasang begitu saja di tempat yang bisa dipasang. Juga beberapa tulang belulang dipajang (bisa dipegang kalau berani).

Dalam Gua...

Kete' Kesu

Kalau kita googling foto Toraja, biasa akan muncul pertama adalah foto lumbung padi khas Toraja berjejer rapi. Itu adalah foto di objek wisata Kete Kesu. Jadi ibaratnya belum sah ke Toraja kalau belum ke sini.

Sebenarnya lumbung padi seperti di Kete Kesu banyak kita jumpai sepanjang perjalanan, cuma bedanya ini sudah lebih 'komersial'. Juga sayangnya pas saya ke sini lagi ada pekerjaan penggantian atap lumbung (ganti dengan bambu baru), jadinya agak berantakan. Tapi tetap lumayan ok..

Kete Kesu

Selain lumbung padi ini, jalan ke belakang kita bisa melihat satu objek lagi, yaitu kuburan di atas bukit. Nah ini naiknya perlu sedikit perjuangan karena naik tangga yang lumayan tinggi. Kalau berani bisa diteruskan masuk ke dalam gua yang ada di atas bukit ini, bawa senter ya ;)

Bori Kalimbuang

Ke arah utara kota Rantepao, sekitar 30 menit kita bisa melihat batu megalitikum di Bori Kalimbuang. Ini batu sudah ada dari jaman kuda gigit besi, dan ditaruh di alam terbuka, bukan dalam museum. Jadi cukup menarik...

Bori

Batu rata-rata setinggi pemain NBA, pertanyaannya cuma ini ada formasinya atau asal taruh batu saja.

Bus Malam Toraja-Makassar

Malamnya saya kembali ke Makassar menggunakan PO Bus Primadona, kali ini pilih bus yang paling gres dan mahal, seharga Rp 250rb per kursi. Penasaran mau tahu seperti apa enaknya naik bus scania dengan kursi pijit itu.. and inilah penampakannya...

Kursi keren ala pesawat

Sebaris cuma ada 3 kursi, bisa rebah hampir 80 derajat, setelan elektrik, sayangnya power outlet utk charge handphone tidak berfungsi.

Bus ini ternyata hybrid, 3 baris pertama adalah yang seperti di atas, sedangkan ke belakang adalah kursi konfigurasi 2-2 yang pasti nyaman juga. Sepanjang perjalanan yah pulas saja tidur hingga jam 5 tiba di Makassar.

Komentar

Artikel Terbaru Lainnya

Baca juga artikel dan tips wisata terbaru.

Tentang Javamilk

Cari artikel lama? Ada di Archives