China Travel Guide

Panduan Jalan ke China

  • Last updated on

Selamat datang di halaman utama China Travel Guide!

Isi dan link artikel tentang China terdiri dari kumpulan tulisan saya dari beberapa kali kunjungan ke China dan akan dilengkapi terus di kemudian hari. Silakan klik link untuk membaca artikel khusus di bawah ini.

Jika Anda baru ingin mengunjungi China dan belum punya tujuan khusus apalagi tiket pesawat, maka perlu mempertimbangkan destinasi kota yang ingin Anda tuju. China sangatlah besar dan luas, tidak mungkin bisa Anda selesaikan dalam satu kali perjalanan. Jadi saran saya fokus pada wilayah tertentu saja.

Secara umum turis-turis (yang non-tour) mengunjungi kota-kota favorit ini dalam satu region:

  • Shanghai - Hangzhou - Suzhou
  • Beijing - Tianjin
  • Shenzhen - Guangzhou
  • Xiamen - Fuzhou
  • Xi'An
  • Guilin

Overview

Sedikit catatan mungkin bagi yang punya pandangan negatif tentang China dari berita-berita, misalkan polusi, kotor, atau lautan manusia di mana-mana, berarti masih stuck di berita lama. Keadaan sekarang (sejak 2020-2024) dibanding sebelum pandemi saja sudah berbeda, apalagi dibandingkan ke 5 tahun lalu terlebih 10 tahun lalu. Ingat, China terus berlari menjadi negara maju walaupun speed lari-nya melambat, tetapi judulnya 'berlari', dibanding negara Asia lain yang berkembang secara progresif.

Apa yang terasa berbeda bagi saya dibanding 5-6 tahun lalu: cashless, orangnya lebih modern, kotanya lebih sunyi karena kendaraan eletrik di mana-mana. Polusi bisa dibilang minim, dan kota-kotanya sangat hijau - taman banyak di mana-mana.

5 tahun lalu saya naik bullet train masih perlu beli online lalu harus tukar tiket fisik di counter stasiun. Sekarang, passport adalah tiket. Bukan cuma ticketless untuk naik kereta saja, bahkan masuk tempat-tempat wisata juga begitu.

Kota tier-1 (Shanghai, Beijing, Guangzhou, dll) ibaratnya metropolis yang sangat maju dan modern. Jauh lebih maju dibanding katakanlah Hong Kong dan Taipei, in terms of public transport, kenyamanan, penggunaan teknologi dalam hidup sehari-hari.

Ketemu horor toilet jorok? Sudah jauh berkurang. Merokok di dalam toilet - nah ini sepertinya sudah budaya. Saran saya paling ya hindari public toilet di public place (taman kota atau hutong -community toilet).

Wisata ke China Tanpa Tour

Jika ditanya apakah bisa kita jalan ke China tanpa ikut group tour? Jawabannya bisa. Sangat bisa.

Jika Anda ikut tour group dari Indonesia, apalagi yang murah-murah, kemungkinan besar akan dibawa ke tempat-tempat shopping atau jualan yang must-visit yang biasanya Anda tidak mungkin mau beli, seperti toko giok, teh, obat, dll. Ini cukup menghabiskan waktu.

Sedangkan jika jalan sendiri tanpa tour, kendala utama biasa di sini adalah bahasa. Selain itu sebenarnya semua urusan adalah dengan smartphone. Mau beli tiket kereta, makan, hingga belanja semua diselesaikan dengan smartphone, terutama Alipay dan WeChat.

Jika Anda menguasai bahasa Mandarin, bisa dibilang tidak ada kesulitan yang berarti untuk wisata ke China tanpa tour.

Mengurus Visa China

Jika Anda hanya melakukan penerbangan transit, kurang dari 24 jam, di bandara utama seperti Shanghai, Beijing, Guangzhou, Xiamen, dan melakukan penerbangan lanjutan ke negara lain, maka tidak perlu mempunyai visa China. Bahkan jika waktu Anda cukup, bisa apply permit untuk jalan-jalan di kota tersebut hingga jadwal penerbangan berikutnya.

Sebaliknya jika memang tujuannya untuk wisata, maka WNI harus apply visa China. Prosesnya tidak sulit dan tidak lama, dan pengalaman saya mengurus visa China bisa Anda ikuti.

Tiket Pesawat ke China

Untuk full service airlines, harga memang lebih mahal, bisa sekitar 6-9juta rupiah untuk ke Shanghai-Beijing, dan 5 juta untuk ke Guangzhou. Pilihan airlines antara lain :

  • Air China (rute direct Jakarta-Beijing)
  • Cathay Pacific
  • Singapore Air
  • China Eastern Airlines
  • China Southern Airlines

Dulunya ada penerbangan low cost dari AirAsia ke Guilin, Hangzhou dan Tianjin. Tapi sejak pandemi flight semacam ini belum beroperasi lagi.

Pindah Antar Kota China

Jika tidak terlalu jauh, maka opsi naik kereta adalah pilihan utama. Kota tier-1 di negara Tiongkok pasti dilalui oleh kereta yang mampu ngebut hingga 350km/jam. Naik pesawat domestik bisa dibilang tarifnya tidak murah.

Misalkan rute kereta paling populer Shanghai - Beijing berjarak 1000km cuma 4,5jam tiket 1.2jt, atau dari Cina Selatan: Guangzhou menuju Beijing cuma 8 jam dgn biaya 2jt.

Tiket kereta cepat (高铁 gaotie) bisa dibeli online, atau Anda bisa coba cek rute dan jenis keretanya dulu untuk menyusun itinerary perjalanan.

Rute Utama Kereta Cepat China

Budget Wisata

Biaya hidup di China tidaklah terlalu mahal jika dibanding Anda wisata ke Hong Kong atau Jepang. Terlebih hotel bisa dibilang relatif murah.

Untuk transportasi dan biaya makan juga lumayan terjangkau bahkan untuk kota tier 1 seperti Guangzhou dan Shanghai. Jadi untuk budgeting pengeluaran terbesar anda selain tiket pesawat dan hotel ya tiket tempat wisata, terutama wisata pemandangan alam - ini yang biasanya 'agak' mahal.

Shanghai

Perlu bahasa Mandarin

Bisa dibilang bahasa menjadi barrier jika Anda ingin jalan-jalan di China. Cuma segelintir orang yang bisa berbahasa Inggris. Anda bisa coba menggunakan aplikasi translator untuk berkomunikasi. Jika mampu berbicara dalam bahasa Mandarin (putonghua), walaupun terbatas, pasti membantu sekali dalam perjalanan Anda.

Namun bila tidak bisa sama sekali jangan menjadi sandungan untuk jalan di China ini secara mandiri, Anda harus melakukan riset atau planning extra banyak untuk mengurangi interaksi dengan orang-orang lokal.

Alipay dan Wechat

Hampir semua aktivitas hidup yang berhubungan dengan uang akan bergantung pada satu dari kedua aplikasi ini. Kalau Alipay lebih seperti dompet digital untuk pembayaran, maka WeChat dikategorikan super app: selain dompet, aplikasi chatting, segala hal bisa dilakukan dari dalam aplikasi ini: panggil taxi, order makanan, isi pulsa, beli tiket ini itu, dan banyak hal lagi.

Alipay dan Wechat Pay

Minimal Anda harus bisa mengaktifkan Alipay, dan link ke kartu kredit/debit, supaya bisa membayar ini-itu selama di China. Kartu kredit secara fisik paling cuma diterima di hotel dan restoran besar. Sejak pandemi penggunaan uang tunai sudah bisa dibilang berkurang jauh.

Baidu Map

Karena Google Maps tidak efektif selama di China, saya sarankan Anda download Baidu Map. Ini de facto aplikasi peta yang dipakai China.

Baidu Maps

Memang aplikasi ini tidak support bahasa Inggris. Semua full China. Jadi memang mau tidak mau ya harus bisa pakai.

Karena cuma terima nama-nama tempat dalam huruf China, maka saya sarankan anda copy-paste huruf atau nama-nama tempat ke Baidu jika ingin melakukan navigasi. Dari situ nanti akan disarankan apakah naik metro, bus, jalan kaki, shared bike atau opsi taxi online beserta tarifnya.

Ini contoh cara mengoperasikan Baidu Maps jika Anda ingin menuju ke sebuah tempat menggunakan transportasi umum.

Cara Pakai Baidu Maps

Akses Internet

Untuk kebutuhan akses Internet selama di Cina, Anda perlu membeli sim card dari luar China. Jangan berharap wifi gratisan ya karena jarang ada.

Di toko online banyak dijual SIM atau eSIM untuk dipakai di Mainland China. SIM Card ini biasa keluaran operator Hongkong atau whitebrand, bisa dipakai roaming sesuai paket hari yang Anda beli. Anda tidak perlu install VPN lagi untuk sim card yang dibeli di luar China seperti ini.

Saya sarankan Anda juga untuk membeli juga nomor seluler lokal China (ini penting untuk wechat app), terlebih jika Anda berencana untuk sering naik taksi online Didi (滴滴出行). Kecepatan internet pakai kartu lokal kecepatannya beda jauh dibanding sim card yang Anda beli dari luar China. Sim Card bisa dibeli di bandara Shanghai atau Beijing, biasa dijual sekitar CNY 150-200 untuk kuota 20-40GB.

Shanghai

Komentar

Artikel Terbaru Lainnya

Baca juga artikel dan tips wisata terbaru.

Tentang Javamilk

Cari artikel lama? Ada di Archives