Biasanya kalau saya berangkat ke luar negri, pasti sebelumnya sudah tukar mata uang negara tujuan di Indonesia. Money changer favorit saya adalah Peniti, (eh endorsement gratis nih), karena gak pake nawar lagi ratenya bisa dibilang kompetitif mendekati yang terbaik.
Tapi ada kalanya uang yang dibawa sampai sana tidak cukup akibat belanja atau pengeluaran yang melebihi perkiraan. Nah kebetulan saya punya tabungan di bank CIMB Niaga (lagi-lagi endorsement gratis), jadi coba saya share ilmunya dikit.
Btw, tarik tunai di ATM pake jaringan Maestro atau Cirrus tidak disarankan ya, selain kena spread kurs yang besar, juga kena biaya tarik tunai sekitar Rp 50rb-100rb. Apalagi tarik tunai pakai kartu kredit, BIG no-no.
Sebagai salah satu destinasi wisata utama di Asia Tenggara, Bangkok mempunyai kunjungan wisatawan yang jumlahnya mencapai jutaan. Nah sebenarnya Bangkok mempunyai 2 bandara International: Suvarnabhumi International Airport untuk penerbangan full-service dan Don Mueang International Airport untuk domestik dan budget airlines. Kali ini Javamilk akan membahas dengan Don Mueang Airport, dengan kode DMK.
Secara jarak, bandara Bangkok yang satu ini relatif lebih dekat dengan kota, 25 km di sebelah utara. Dulunya dipakai sebagai military airbase, namun setelah disulap, sekarang malah menjadi hub airport low cost airlines seperti Nok Air, Thai Lion Air, dan Thai Air Asia.
Perhatikan cara tulis dan bacanya yah, yang benar adalah bandara Don Mueang. Bukan Dong Mueang atau Dong Muang... Dong itu artinya lain :)
Bagi yang tiba di Don Mueang Airport, ada beberapa pilihan transportasi untuk menuju pusat kota Bangkok. Yang ikut tur biasa tidak perlu pusing karena sudah dijemput begitu tiba di bandara. Bagi yang independent traveller, bisa coba moda transportasi berikut ini.
Pada umumnya semua orang yang ingin wisata ke Taiwan harus mengurus Visa Entry Republic of China (Taiwan) sebelum berangkat. Tapi sebenarnya ada sebuah pengecualian untuk pemegang passport Indonesia yang bisa mengijinkan kita masuk Taiwan tanpa perlu apply visa Taiwan. Bagaimana caranya?
Berdasarkan artikel di situs Bureau of Consular Affairs, Ministry of Foreign Affairs R.O.C (link di sini), pemegang passport Indonesia (India, Thailand, Vietnam, dan Philippines termasuk juga) yang mempunyai valid visa atau permanent resident yang dikeluarkan oleh negara:
akan eligible untuk program ini.
Update: Per 2016, bagi yang PERNAH punya visa yang dikeluarkan negara di atas (Schengen, Japan, USA, dll), yang sudah berakhir (expired) tapi kurang dari 10 tahun, juga bisa ikut program visa free ini. Anda tetap harus mengisi form Travel Authorization seperti di bawah ini.
Update: Per 1 Juni 2017, bagi yang pernah memiliki Visa Taiwan yang dikeluarkan 10 tahun terakhir juga bisa mengajukan Travel Authorization Certificate ini, dengan catatan tidak boleh ada catatan kode FL (Foreign Labour) atau X di lembaran visa tersebut.
Mulai 1 Agustus 2019, semua warga Indonesia yang menggunakan E-visa Australia dan New Zealand yang untuk mengajukan Travel Authorization Certificate harus masih dalam masa berlaku saat tiba di Taiwan. Pemegang Visa Jepang (Visa biasa maupun Visa Waiver) harus dapat menunjukkan riwayat kunjungan ke Jepang atau Tiket keberangkatan ke Jepang.
Mau Wisata ke Bandung dengan membawa mobil tentu menyenangkan, tapi kalau di akhir pekan Bandung macet di mana-mana, ada baiknya pertimbangkan naik kereta. Selain mengurangi kemacetan dan polusi, naik kereta ke Bandung merupakan pertualangan tersendiri karena jalurnya yang cukup scenic.
Bagi yang cuma mau daytrip bisa banget menggunakan kereta sebagai alternatif mobil travel. Cukup pilih keberangkatan jam 5 pagi dari Gambir, dan pulang dari Bandung naik kereta jam 19.25, kita punya waktu hampir 11 jam untuk menikmati wisata dan kuliner di kota Bandung.
Bonus pemandangan sawah di sepanjang perjalanan lagi!
(Sumber foto)
"No day shall erase you from the memory of time", -Virgil
Melewati dinding dengan huruf raksasa bertuliskan kalimat yang begitu kuat membuat badan sedikit merinding, serta memberikan rasa damai dan optimisme pengunjung yang datang ke 9/11 Memorial Museum di kota New York.
Tepat di ground zero ujung Manhattan, tempat terjadinya peristiwa 11 September 2011, dibangunlah sebuah memorial serta gedung museum untuk mengenang tragedi yang menyedihkan sekaligus penghormatan kepada pekerja NYPD dan FDNY yang kehilangan nyawa dalam tugas.
Gedung WTC 1 dan 2 memang runtuh habis, dan sisa puingnya yang mempunyai nilai cerita ditampilkan di dalam Memorial Museum ini. Mulai dari topi pemadam kebakaran, puing badan pesawat, mesin jet pesawat, mobil pemadam, hingga besi dan tangga bekas reruntuhan WTC.
Mengunjungi Makassar dan Toraja dari dulu sudah menjadi salah satu checklist yang ingin saya lakukan, tapi sayangnya selalu akhirnya malah wisata ke negeri jiran, lantaran tiket ke Singapura atau Kuala Lumpur lebih murah dibanding tiket pesawat ke Makassar (sadly true). Yup, tiket pesawat pergi pulang Jakarta-Makassar (Ujung Pandang) hampir 1.5 juta, versus Jakarta-KL/SIN yang hanya 1jt. Nah, kesempatan saya tiba pas mendapat tiket gratis dari Citilink rute domestik, yah saya pilih tujuan Makassar.
Mau lihat apa di Toraja nanti? Ya minimal dapat foto ini lah...
Menyambung artikel sebelumnya tentang Tips Mengumpulkan Miles, sekarang kita bahas bagaimana cara menukarkan miles yang sudah kita kumpulkan dengan tiket pesawat gratis untuk Garuda Indonesia. Ceritanya point saya sudah cukup nih untuk redeem award ticket.
Maspakai Garuda termasuk yang cukup konvensional (baca: kuno) dalam hal redeem point. Tidak ada metode penukaran point secara online lewat website, kita harus manual datang ke GTO (Garuda Travel Office) untuk issue award ticket.
Pertama, gunakan kalkulator mileage dari website GarudaMiles untuk mendapatkan gambaran berapa miles yang diperlukan untuk rute yang kita inginkan. Perhatikan miles yang ditampilkan adalah untuk penerbangan satu arah, jadi kalau mau pergi-pulang harus dikali dua. Misalkan saya coba Jakarta (CGK)-Jambi (DJB) one-way perlu 8000 miles (mahal yak :| ).
Gunanya cek kalkulator ini supaya gak malu nanti saat mau nelepon call center, kalau ternyata Garuda Miles kita gak cukup pointnya.
Sunway Hotel adalah hotel keempat yang pernah saya pakai menginap saat liburan ke Penang. Setelah TuneHotel Downtown Penang, FourPoints by Sheraton, dan HolidayInn di Batu Ferringhi, kini saatnya kita bahas hotel yang ada di pusat kota Georgetown.
Terletak di New Lane, sodetan di Macalister Road, sekitar 300 meter dari KOMTAR Penang, bisa dibilang hotel berbintang empat ini cukup strategis ke mana-mana, bahkan dengan berjalan kaki bisa mengelilingi pusat kota Georgetown.
Proses checkin saya tergolong cukup lama (antrinya), tapi no big deal. Staff checkin bekerja professional dan saat giliran saya tiba ia juga tidak kaget saya sedang checkin untuk 12 kamar, yup lagi bawa rombongan kali ini :) Oh ya, mulai tahun 2015 dikenakan city tax sebesar RM 3 per kamar per malam, yang mana angka ini di-charge saat kita checkin/checkout, tidak di-charge saat kita book online misalnya lewat Agoda atau pun website mereka sendiri.
Kamar yang saya dapat adalah tipe double, ukuran queen, jadi cukup lega untuk berdua, atau muat berempat ala keluarga Indonesia, hehehe. Ukuran kamar juga lega, dengan design modern, dan juga berlantai karpet yang nyaman dan bikin kedap suara.
Jepang
Australia
Thailand
Korea
Baca juga artikel dan tips wisata terbaru.
Tue 28 January 2025
Sun 26 January 2025
Thu 07 November 2024
Cari artikel lama? Ada di Archives