Bagi orang yang hidup dan tinggal di daerah tropis, impian terbesar jika ke daerah sub-tropis adalah bermain salju, atau bahkan main ski meluncur di atas es. Whew...
Lokasi impian? Biasanya Eropa, mungkin Swiss akan muncul sebagai top-of-mind. Juga bisa di Amerika, Canada, China, atau Korea.
Tapi tahukan Anda kalau ski itu olah raga yang mahal? Pertama harus beli peralatan ski. Tanpa ini otomatis mati gaya. Harga papan ski 'mulai' dari \$100 itupun masih yang ecek-ecek. Ini bisa akali dengan rental bagi turis yang mau coba-coba.
Kostum juga harus diperhatikan supaya tidak mati beku atau kram kaki. Kacamata khusus untuk ski, baju dan celana, syal leher, dan beberapa printilan kecil, semua harus ada baru bisa bermain dengan nyaman.
Nah, berikutnya baru masalah lokasi. Kita harus membayar ski-pass yang harganya ratusan ribu rupiah untuk 1 hari. Ada lagi yang namanya ski-lift, yaitu membawa pemain kembali ke atas.. emang mau jalan kaki naik? hehehe. Ini juga bayar, bisa yang unlimited atau dijatah.
[caption id="" align="alignnone" width="580" caption="Awal untuk beginner ski, Grinderwald, Swiss"][
Biasa ski resort punya area untuk beginner, ini untuk orang yang baru coba-coba belajar main ski, atau buat turis yang mau mencoba. Slopenya tidak terlalu besar, bahkan cenderung datar. Di sini kita baru belajar untuk berdiri stabil, dan belajar meluncur pelan.
Satu tempat wisata yang baru dibuka dan lokasinya tidak jauh dari Jakarta, yaitu Ah-Poong (baca: apung). Terletak di pusatnya Sentul City, sekitar 34km dari Cawang Jakarta menawarkan suasana yang 'baru' untuk warga Jabotabek yang haus akan hiburan selain mall.
[
Akses ke Sentul City yang cukup mudah, serta cukup lancar kalau weekend, tentu membuat tempat ini layak dikunjungi. (Jangan tanya kalau urusan macet saat pulangnya :) ). Lokasi Ah-Poong ini kurang lebih ada di belakang Marketing Gallery Sentul City. Jadi jika menggunakan mobil dari tol Jagorawi, ambil exit Sentul City (bukan Sirkuit Sentul yah). Setelah bayar tol ambil belokan ke kiri lalu susuri jalan hingga ketemu bundaran/roundabout dan belok kanan (kalau istilah GPS: take 3rd exit on roundabout).
Bagi Anda yang pernah membaca posting ini tentang alternatif wisata ke Singapore, mungkin salah satu alternatif kunjungan ke Singapore yang lain adalah untuk menonton konser. Singapore sebagai sebuah negara maju dengan kondisi keamanan yang cukup kondusif memberikan kenyamanan sehingga beberapa artis mancanegara memberi prioritas pertama untuk menghibur para fansnya yah di Singapura untuk Asia Tenggara.
SISTIC ibaratnya one stop channel untuk pembelian tiket untuk most of pertunjukkan di negara Singa ini, terutama yang konser di Esplanade atau Indoor Stadium. Javamilk kali ini membagikan cara membooking tiket pertunjukkan melalui SISTIC. SISTIC ini sistemnya sebenarnya hampir sama seperti membeli tiket nonton online melalui Blitz Megaplex, semuanya sistematis dan tinggal diikuti saja menu-menu yang sudah tersedia.
Menjadi member SISTIC adalah suatu keharusan. Semua orang dari setiap negara dibolehkan menjadi member, yup termasuk kita yang tinggal di Indonesia. Cara pengisian cukup mudah dan menu cukup bersahabat. Mulailah ke www.sistic.com.sg dan ikutin petunjuk pengisian.
Setelah punya anak 2 dan perlu space lebih luas supaya bisa sang anak bisa lari-lari, kali ini saat ke Bandung Javamilk mencoba Suite Hotel. Setelah browsing dan googling, pilihan pertama jatuh ke Marbella Hotel Bandung di Dago Pakar. Daerah ini belum pernah saya jajal, jadi kebetulan lah.
Untuk menuju kawasan Dago Pakar, kita susuri Jalan Ir. H Juanda ke arah utara, melewati Hilton Hotel, Jayakarta, terus saja ke arah Dago Golf. Begitu melihat plang Stone Cafe, belok kiri untuk masuk ke kawasan Dago Pakar. Lalu ikuti petunjuk jalan ke Marbella Suites Hotel ini, atau juga bisa cari plang arah Bina Bangsa School.
Hotel ini berlantai 17 dan mempunyai view yang cukup bagus, melihat sekitar lereng bukit juga bisa melihat hingga kota Bandung. Lot parkir juga bisa menampung cukup banyak mobil. Kawasan ini sangat tenang, jauh dari lalu lintas, udaranya pun sejuk cocok untuk yang ingin menjauhkan diri dari hingar bingar kota.
Bagi saya minum kopi adalah rutinitas yang wajib hukumnya di pagi hari. Minimal dan normalnya cukup segelas espresso sudah bisa menghidupi baterai saya sepanjang hari :) Yah saya sudah termasuk addictive terhadap kafein, walaupun dosisnya masih segelas sehari.
Bagaimana jika sedang travelling? Kopi juga harus dikonsumsi setiap pagi. Jika breakfast included dalam room rate, biasa kopi hitam juga umumnya disajikan oleh hotel-hotel. Jika tidak dapat breakfast, dulu saat masih bisa menerima kopi sachet (sekarang sudah diharamkan), seduh air panas di dalam kamar hotel juga bisa dilakukan. Alternatif lain adalah cari kedai kopi di sekitar hotel sekalian ngemil pagi-pagi.
Nah, untungnya beberapa tahun terakhir ini muncullah kemasan kopi tubruk yang include bersama saringannya. Bahasa kerennya sih Mobile Drip Coffee. Harganya tentu lebih mahal dibanding bubuk kopi biasa, namun sudah di-pack per serving beserta filternya. Kemungkinan mahal juga karena ada patent-nya. Praktis dibawa untuk travelling karena tidak makan tempat, cukup bawa pack sesuai jumlah hari travelling ibaratnya drink as you go.. jiahh :)
Sebagai penggemar olahraga sepeda (-ngakunya), kesempatan mengunjungi Kaohsiung 高雄市 yang mendapat predikat kota yang ramah sepeda (bike friendly) tentu tidak boleh dilewatkan aktivitas bersepeda ini.
Di sepanjang pinggiran Love River terdapat jalur khusus sepeda. Juga di taman dekat Pagoda. Jalanan kota yang sudah lebar masih juga dibuatkan jalur khusus buat pesepeda. Jika jalur tidak ada, trotoar (yang lebar) juga bisa dipakai. Keamanan dan kenyamanan dijamin karena tidak perlu bersaing dengan pengendara motor.
Tentu saja penduduk setempat juga menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi. Jangan heran karena jalanan kota yang lebar-lebar jika pakai jalan kaki dijamin gempor. Motor dan sepeda adalah pilihan transportasi murah disamping menggunakan bus dan MRT.
Staying connected to Internet while travelling in New Zealand cannot be easier these days. You can bring and use your own country's GSM card but this will be charged with hefty bill even on low data usage.
Hoping for free wifi may be an option, but this only available in fast-food restaurants (MacDonald's) and public space in big cities. When you hit the rural road, this will be non-existent.
The better option is to purchase local NZ GSM card. After doing some research, I found that there are prepaid cards available for foreigners to use, then I put my choice on XT by NZ Telecom. Which I later can say that this is the best prepaid SIM in New Zealand can offer for tourists.
Kali ini Javamilk berkesempatan menjajal hotel di kota sendiri: Novotel Mangga Dua.
Lokasi Novotel Mangga Dua Hotel yah tentu di Mangga Dua, hanya saja tidak persis dekat dengan shopping complex Mangga Dua Mall dan ITC, melainkan terletak di Jalan Gunung Sahari Raya. Complex hotel ini jadi satu dengan Mangga Dua Square (mall juga), termasuk Sands Restaurant dan budget-range Hotel Amaris Mangga Dua.
Seperti biasa, Novotel berbintang 4 ini lebih memposisikan sebagai business-traveller hotel, sebagian memang datang dari daerah atau luar negeri untuk trading di Mangga Dua, namun sekilas saya lihat juga banyak tamu untuk leisure.
Jika membawa mobil, maka kita bisa langsung parkir di gedung parkir P5A, yang langsung mempunyai akses ke meeting room Novotel. Lobby-nya sendiri sederetan dengan pintu masuk Mangga Dua Square. [
Jepang
Australia
Thailand
Korea
Baca juga artikel dan tips wisata terbaru.
Tue 11 November 2025
Sun 22 June 2025
Tue 28 January 2025
Cari artikel lama? Ada di Archives